Translate

Kamis, 04 Agustus 2016

JRPASS , apa yang perlu kita ketahui sebelum membeli JRPASS

salah satu hal yang paling banyak ditanyakan adalah apa itu JRPASS,
apa kita harus beli JRPASS kalau ingin jalan jalan ke jepang sendiri ajah? nggak ikut tur ?

jawaban nya may, maybe yes maybe no ...

setiap merencanakan perjalanan,  kita biasanya selalu membuat itinerary, yaitu blueprint rencana perjalanan kita.

dalam itinerary itu tentu berisi semua detail mengenai kemana tujuan kita selama di jepang, sarana transportasi apa yang akan digunakan, berapa budget yang harus kita siapkan dll. dan jepang adalah salah satu negara yang memiliki jaringan kereta terbaik di dunia. manfaatkanlah ini.

tapi harga tiket di jepang cukup mahal terutama untuk Shinkansen, coba bandingkan ilustrasi naik shinkansen dari osaka ke tokyo itu kira kira 15.000yen, dengan lama perjananan kurang lebih 3 jam





























sedangkan tiket pesawat udara LCC dari osaka ke tokyo adalah kurang lebih 10.000yen dengan lama penerbangan 1jam30 menit.




jadi naik shinkansen tidaklah murah, tapi sangat efisien. kenapa?

karena kalau naik pesawat udara kita perlu waktu untuk ke bandara, cek in, menunggu pesawat, belum lagi delaynya dan tibanya di bandara yang biasanya berlokasi di pinggir kota.

sebaliknya dengan shinkansen kita bisa naek subway ke station shinkansen terdekat dan lebih banyak jadwal shinkansen dibanding pesawat udara.

untuk mensiasati biaya transportasi kereta yang tinggi di jepang, kita punya alternatif yaitu JR PASS.

JR PASS (JapanRailPass) adalah tiket terusan untuk kereta JR di jepang dengan harga khusus yang jauh lebih murah dari harga normal,  tapi hanya bisa dibeli turis asing di negara asalnya sebelum masuk ke jepang, dan dapat dipergunakan di jaringan kereta JR di jepang. serta memiliki masa 7 hari, 14 hari dan 21 hari. JR Pass dapat dibeli dalam 2 versi, kelas reguler dan kelas green car (semacam kelas eksekutif). untuk selanjutnya kita akan membahas yang kelas reguler saja. JR Pass umumnya tidak bisa digunakan untuk kereta operator selain JR.

waktu kita menyusun itineray, tentu kita menghitung pengeluaran untuk transportasi, kereta, bus dan pesawat lokal. khusus untuk kereta saya pakai Hyperdia.com.

di hyperdia kita bisa secara detail mengetahui berapa harga tiket dari satu tempat ke tempat yang lain berserta lama perjalanan , pilihan jenis kereta dan juga dimana kita harus transfer keretanya.





jumlahkan semua harga tiket kereta yang harus kita beli, termasuk Shinkansen. kalau total itu jauh lebih tinggi dari harga JR PASS, maka belilah JR PASS.

sederhananya, kalau kita melakukan perjalanan dengan Shinkansen Hikari dari  Osaka - Tokyo dan Tokyo - Osaka pulang pergi maka BELI lah JR PASS, nggak usah pikir pikir lagi (catatan: JR PASS tidak berlaku untuk shinkansen Nozomi dan Mizuno).

Kalau kita tiba di Osaka dan berencana pulang dari Tokyo atau sebaliknya, dan hanya menggunakan shinkansen dari osaka - tokyo 1 arah saja, maka perhitungkan total biaya kereta lain nya.

misalnya kami yang tiba di Osaka, jalan jalan ke daerah Gifu, lalu ke Tokyo, kira kira total harga tiket kereta JR 35.000yen, jadi JR PASS 7 hari seharga 29.000yen adalah pilihan yang lebih baik, karena JR PASS sudah mengcover shinkansen dan kereta JR lokal  di rute yang kami rencanakan, dan masih bisa digunakann untuk kereta JR lainnya dan salah satu commuter paling aktif di Tokyo, Yamanote Line.


harga JR Pass


Voucher JR PASS



tiket JR PASS

tapi kalau kita adalah type jalan jalaner yang slow pace maka jangan beli JRPass. misalnya kita berencana tiba di osaka, tinggal di osaka beberapa hari sambil daytrip ke kota sekitarnya kyoto, nara, kobe terus lanjut ke kanazawa, tinggal beberapa hari disana, kemudian kembali ke osaka saja. maka jangan beli JRPass. masih banyak pass lain yang bisa memenuhi itinerary itu dan lebih murah.

atau walaupun kita berencana jalan jalan selama 12hari dan tiba di osaka, tinggal beberapa hari di osaka, kemudian naik shinkansen ke tokyo untuk ke disneyland dan shibuya, juga jangan beli JRPass. karena hanya akan sia sia aja tuh JRPass.

jadi kembali ke itinerary kita masing masing apakah perlu beli JR Pass seharga 3juta lebih itu.



Rabu, 03 Agustus 2016

OSAKA , Kansai International Airport, bandara yang terletak di pulau buatan


Pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan mulus ...

Setelah menempuh 9 jam penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta ditambah dengan transit di Kuala Lumpur, akhirnya kami sampai di Osaka pagi harinya


Kansai International Airport                                                                               (foto: en.wikimedia.org)

KIX (Kansai International Airport) merupakan bandara modern yang dibangun diatas pulau buatan manusia.

Setelah melewati imigrasi kami segera ke bagian baggage claim mengikuti petunjuk yang tertulis dalam bahasa Inggris. Sampai disini kami masih optimis karena semua signboard ada bahasa Inggris nya.

Dengan trolley penuh koper kami berjalan keluar dari area baggage claim, rencana nya saya mau ke bank untuk menukar uang yen pecahan 10.000yen (Rp.1.200.000,- ) menjadi pecahan 1.000yen Rp.120.000,-. Akhirnya ketemu bank, saya masuk ... nah disini awalnya.

Susah payah saya berusaha menjelaskan kepada petugas teller bahwa saya mau memecahkan uang 10.000yen menjadi 10 lembar uang 1.000yen karena saya mengira perlu uang pecahan kecil untuk belanja di mini market atau keperluan lainnya. Karena nggak kunjung jelas, lalu muncul seorang wanita dari satu ruangan. Mungkin managernya kali ya. Dia menanyakan keperluan saya dengan sangat sopan, saya jelaskan dengan bahasa inggris pelan pelan. Akirnya mungkin dia ngerti karena saya diminta mengisi selembar form, lalu dia bicara bahasa jepang kepada teller nya dan akhirnya berhasil saya menukar 10.000yen menjadi 1.000yen sebanyak 10 lembar.

Kami lalu menuju ke minimarket yang terletak tidak jauh dari bank itu.  Setelah memilih beberapa makanan kecil dan minuman, saya menyiapkan 3 lembar uang 1.000yen dan mengantri di kasir untuk bayar. Saya lihat bapak bapak didepan saya membayar dengan uang pecahan 10.000yen. Saya baru sadar ternyata uang pecahan 10.000yen seharga Rp.1.200.000,- dianggap biasa saja disana. Jadi lain kali nggak usah repot repot nukar uang pecahan kecil ya.


Gate menuju KIX Station terpisaj untuk JR dan Nankai                           (foto: wikipedia.org)

berikutnya kami harus menukarkan voucher JR Pass yang kami miliki dengan Tiket JRpass, ini dapat dilakukan di  JR office yang terletak diseberang gate KIX station yang terpisah untuk kereta JR dan kereta Nankai.

di JR office kami menunjukan passport, voucher JRPass yang kami miliki dan menentukan tanggal untuk mulai aktivasi tiketnya. Setelah mengisi form yang diberikan petugas maka jadilah JRPass kami, tiket berbentuk buku bergambar gunung Fuji  yang dilipat 2.

perlu diketahui bahwa JRpass adalah tiket kereta terusan dengan harga discount yang hanya boleh dibeli oleh orang asing diluar Jepang, jadi kita harus memberi voucher nya sebelum kita masuk ke jepang.


vouvher JRpass dan tiket JRPass                                                           (foto: wikimedia.org)
tiket transportasi kereta di jepang cukup mahal, oleh karena itu kita mesti pintar pintar memilih kartu pass yang banyak tersedia untuk menghemat pengeluaran di biaya transport. Ada JRpass, JRwest, JReast, Hokuriku pass, KansaiThru Pass, Icoca Haruka dll yang memiliki kelebihan berbeda beda tergantung itinerary kita masing masing.

kami juga membeli kartu Kaiyukan Pass, yaitu kartu yang bisa digunakan sebagai tiket masuk ke Kaiyukan (salah satu aquarium terbesar di jepang) digabung dengan tiket kereta Nankai dari KIX ke Namba (daerah pusat kota). Kalau menggunakan kereta JR, maka kita akan sampai ke station lain tapi masih di daerah Namba. Kadang station untuk JR ditambah JR namanya , misal nya JR Namba Station, JR Takayama Station dll.

sampai di Namba station, kami berjalan kaki menuju hotel kami yang terletak di Shinsaibashi area. ternyata di luar hujan gerimis, karena tidak ingin menunggu, kami memutuskan melewati pusat perbelanjaan Shinsaibashi suji, deretan pusat belanja yang jalan kecilnya tertutup atap transparan atasnya.


daerah Dotonbori menuju Shinsaibashi suji                                                                (foto: dok pribadi)

jalur ini juga melewati tempat populer di Osaka yaitu Dotonbori yang terkenal dengan Kani Doraku dan poster Glico, produsen snack Pocky. Jangan lupa di Shinsaibashi Suji untuk mampir di Pedro Cheesecake. Outlet nya kecil tapi yang beli .. antriii ...., cheesecakenya, silahkan coba aja lah ..

akhirnya sampai di hotel kami, lokasi nya di seberang Daimaru (kata orang orang sering ada promo makanan di basementnya), setelah cek in, nitip koper di hotel, kami langsung jalan lagi ke tujuan berikutnya Osaka Castle. banyak alternatif jalur subway di Osaka, hal pertama yang harus kita mengerti adalah bagaimana mencari rute subway di kota ini. Kami lebih senang dengan transportasi subway dibanding bus atau taxi, karena jadwal nya teratur dan sangat cepat karena tidak usah melewati kepadatan lalu lintas.





dari Shinsaibashi cukup naik 1x subway ke Osaka Business Park Station, lalu jalan kaki ke gerbang Osaka Castle. Tidak ada biaya untuk masuk area Osaka Castle, kecuali kalau kita ingin masuk ke castlenya.

Jalan kaki di jepang terasa nyaman walaupun agak jauh karena pemandangannya yang indah dan udara dingin nya yang segar. Tapi kalau sudah sore menjelang malam, tetap aja kaki terasa pegal karena jarak yang kita tempuh.



Osaka Castle                                                                  (foto: dok pribadi)

setelah menjelajahi Osaka Castle, kami beristirahat sebentar dan menemukan food truck di salah satu sudut area castle. Jangan sia-siakan kesempatan jajan snack asli jepang ini...


food truck, mobil yang menjual makanan dan minuman                                  (foto: dok pribadi)

menjelang sore turun hujan gerimis, mungkin karena musim winter maka banyak turun hujan di kota ini. kami berjalan kaki menuju gate keluar yang lain supaya nggak terlalu jauh daripada harus balik lagi ke gate tempat kami masuk tadi.

dari station Morinomiya Station di gate keluar Osaka Castle kami naik subway ke Osakako Station, station terdekat ke Kaiyukan. Kaiyukan adalah salah satu akuarium terbesar di Jepang, dan memiliki Shark Whale, paus hiu yang lambat dan jinak .

bangunan setinggi 7 lantai ini memliki koleksi binatang laut yang sangat komplit. dari ubur ubur sampai paus hiu (shark whale). Suasana malam hari memang di rekomendasi kan untuk dapat melihat kehidupan bawah laut di malam hari yang berbeda dengan aktivitas mereka di siang hari.


Shark whale                 (foto: kaiyukan.com)

puas menikmati Kaiyukan, kami keluar dari akuarium fantastis itu, ternyata hari sudah malam.

masih huajn gerimis, belum berhenti dari sejak sore kami sampai di Kaiyukan ini. Menggunakan payung kami bergegas menuju station subway untuk kembali  di hotel, udara sangat dingin saat hujan gerimis, mungkin karena sarung tangan kami agak basah ... liat di google -2C .. pantes laahhh

Hari ini kami hanya mengunjungi 2 tempat utama ini, karena semalam kami tidak cukup tidur di pesawat jadi tidak ingin memaksakan diri.

dalam perjalanan menuju hotel kami mencicipi Yoshinoya versi negara asalnya. ternyata Yoshinoya di jepang ada menu Unagi (belut)  dan pork, juga ada menu semacam beef pakai kuah yang disajikan dengan telor mentah .. nah yang ini ada pengalaman lucu, karena kami nggak tau gimana cara makan nya. liat kiri kanan, ternyata daging nya dicelup ke telor mentah itu. tapi terlambat ..... telor keburu saya siram ke daging nyaaaa... salaahhhh ... :(


lampu hias di depan Kaiyukan                                                                     (foto: dok pribadi)

malam ini kami harus beristirahat cukup karena perjalanan masih panjang. besok kami akan berangkat menuju Takayama, untuk kemudian mengunjungi Shirakawago hari berikutnya

JRpass akan mulai berlaku untuk 7 hari ke depan. Pengalaman pertama memakai JRpass ... lanjuutt..

catatan, waktu makan di Yoshinoya lebih baik nggak usah pakai bahasa inggris, untuk pesan makanan nya cukup tunjuk gambar di menu dan pakai jari untuk memesan 1, 2 atau 3 porsi .......... ini lebih efektif ... :)










Jumat, 29 Juli 2016

KAWAGUCHIKO , danau yang indah dengan pemandangan gunung Fuji

beruntung kami mengunjungi Kawaguchiko pada musim winter saat cuaca yang cerah tanpa awan, air danau yang tenang dan udara dingin memberi suasana teduh

sehingga bisa menikmati pemandangan gunung Fuji dengan puncaknya yang putih tertutup salju.


gunung Fuji tampak dari Kawaguchiko                                                                      (foto: dok pribadi)
perjalanan dari Osaka menuju Kawaguchiko cukup jauh kurang lebih 6 jam walaupun sudah disupport Shinkansen di salah satu ruas jalurnya, kita bisa memilih untuk bermalam di Tokyo dan melakukan daytrip ke Kawaguchiko atau bermalam di Kawaguchiko tapi menempuh perjalanan yang lebih panjang. Keduanya sama sama menghabiskan waktu 2 hari 1 malam.

kami bermalam di Kawaguchiko karena ingin melihat matahari terbit dibalik gunung Fuji. Untuk itu kami harus melakukan ganti ganti kereta beberapa kali selama kurang lebih 6 jam perjalanan.



kami berangkat lebih awal hari ini supaya tidak buang buang waktu di perjalanan, ngantuk akan dibayar dengan tidur di kereta nanti ..begitu rencananya.... hahaha...

dari Shinsaibashi naik subway ke Shin-Osaka Station, begitu tiba langsung ke JR office untuk reservation shinkansen Hikari rute Osaka - Tokyo. kalau untuk naik kereta commuter tidak perlu reserved seat atau beli tiket, cukup tunjukan kartu JRpass di gate masuk station keretanya saja. 

Biasanya kereta commuter nggak ada petugas yang periksa tiket didalam keretanya, kecuali kereta antar kota sering ada petugas yang periksa tiket. Cukup tunjukan JRpass saja, walaupun sebenarnya kita harus menunjukan JRpass dan passport juga.


JRpass voucher yang akan ditukar menjadi JRpass ticket                                                    (foto: wikimedia.org)
Karena JRpass ini kan hanya untuk turis asing dan belinyapun tidak bisa di Jepang, harus sudah dibeli diluar jepang. Hanya saja sampai di jepang voucher JRpass nya harus ditukar dengan tiket JRPass di JR office. Waktu penukaran voucher ke tiket kita menentukan kapan mulai tiket itu efektif, karena JRpass ada yang berlaku untuk 7 hari, 14 hari dan 21 hari.

ternyata Tokaido shinkansen Hikari tujuan Tokyo pada jam itu nya sudah penuh untuk yang Non Smoking reserved seat. Kami cukup terkejut karena tidak mengira akan penuh, tapi petugasnya menjelaskan bisa reserved di smoking car dengan resiko gabung bersama penumpang lain yang merokok,

supaya nggak buang waktu menunggu shinkansen berikutnya, kami setuju dengan alternatif itu. yang penting bisa segera berangkat ke Kawaguchiko. Maka jadilah kami pertama kali merasakan naik Shinkansen di Smoking car nya.


signboard di station                                                                                                    (foto: Japan-guide.com)
Segera kami mencari platform yang tertera di signboard tempat shinkansen kami akan berhenti. Mengantri di jalur yang ditentukan, setiap jalur antrian di sesuaikan dengan nomor car yang akan kita tumpangi. Nah di setiap car akan tercantum nomor car itu, jenis shinkansen, tujuan, reserved atau non reserved dan smoking atau non smoking.


nomor Shinkansen car yang Reserved, Jenis shinkasnsen dan tujuan                                          (foto: japan-guide.com)

perjalanan dengan Shinkansen 2.5 jam kami gunakan untuk tidur karena masih ngantuk akibat tidur larut malam menyelesikan packing dan bangun pagi pagi, resiko travel secara fast pace. sayang karena tertidur kami lupa untuk menikmati pemandangan gunung Fuji dari shinkansen ini di tengah perjalanan. kalau mau melihat pemandangan gunung Fuji di rute Osaka-Tokyo ini, duduklah disebelah kiri, dan sebaliknya kalau rute Tokyo-Osaka duduk di sebelah kanan.


gunung Fuji dilewati rute Tokaido Shinkansen                                                   (foto: japan-guide.com)

sampai di Shin-yokohama kami turun dan berganti kereta lokal ke Hachioji, station kecil. Setiap station kecil memiliki keunikan tersendiri, dan duduk di platform menikmati suasananya sangat menyenangkan. Kami bisa beristirahat sejenak disini karena jadwal kereta nya agak jauh kalau di station kota kecil, kemudian sambung kereta lagi ke Otsuki, station kecil juga.


signboard kereta Azusa di Otsuki station , beisa rubah bhs inggris dan bhs jepang                      (foto: dok pribadi)

waktu kami sampai di Otsuki, kami segera mencari cari kereta  Fujikyu Railway tujuan Kawaguchiko. Ternyata sangat ramai penumpang kereta Fujikyu ini. Buru buru kami membeli tiket di gate masuk, dan petugas memberitahu kami untuk segera ke kereta Fujikyu nya karena segera akan berangkat. Maka kami berlari sambil menarik koper masing2, daripada ditinggal kereta? yang unik kereta Fujikyu di dekorasi gambar kereta kartun si Thomas .. hahaha ... mungkin karena kereta pariwisata ya ..


kereta dengan dekorasi si Thomas                                                                       (foto: dok pribadi)

dalam perjalanan dengan kereta Fujikyu Railway ini pemandangan sore sangat mempesona. Pemandangan gunung Fuji saat matahari yang hampir terbenam benar benar mengagumkan. Perjalanan ini juga melewati Fuji-Q Highland, amusement park dengan roller coaster dan permainan extreme lainnya.


pemandangan gunung Fuji dari kereka menuju Kawaguchiko         (foto: dok pribadi)
Menjelang senja tibalah kami di Kawaguchiko Station, udara sudah dingin saat kami turun dari kereta. Station Kawaguchiko lebih traditional dekorasinya, mungkin karena sebagai tempat tujuan wisata alam. Masih ada sisa tumpukan salju di sekitar station.



gunung Fuji terlihat dari Kawaguchiko station di sore hari                                          (foto: dok pribadi)

Sesuai rencana kami berjalan kaki ke hotel untuk dapat menikmati pemandangan tepi danau, karena jalan raya yang menuju hotel kami menyusuri tepi danau Kawaguchiko Lake.

Tepat diujung jalan sebelum sampai ke danau kami menjumpai minimarket, waktu untuk jajan snack ... kopi hangat dan ramen salah satu pilihan kami selain snack khas lainnya yang banyak dijual di minimarket disana. Ramen hangat sambil menikmati pemandangan danau ... harus anda coba .. kesempatan seperti ini jarang kira rasakan.


pemandangan tepi danau sambil menikmati ramen hangat                            (foto: dok pribadi)

Setelah itu kami meneruskan perjalanan kami menyusuri danau Kawaguchiko sampai ke Hotel Route Inn Kawaguchiko hari sudah gelap. Karena sangat lelah dan dingin kami hanya keluar hotel sebentar melihat lihat suasana danau Kawaguchiko di malam itu.


pemandangan hotel di tepi danau danau menjelang malam                                        (foto: dok pribadi)

Keesokan hari nya .......................................................

udara pagi sangat dingin saat winter ...........................................

pagi pagi saya sudah bangun untuk memotret gunung Fuji yang katanya indah dipagi hari. Musim winter membuat tidak banyak awan jadi lebih mudah mendapatkan gambar yang bersih.


gunung Fuji dari danau Kawaguchiko di pagi hari                                                         (foto: dok pribadi)

Setelah sarapan pagi di hotel, kami siap siap untuk berangkat lagi. Hampir tiap malam kami pindah hotel, ini salah satu resiko travelling fast pace. Juga hotel kami ini, Route Inn Kawaguchiko banyak didatangi turis terutama dari China sehingga suasana cukup ramai saat breakfast. Walaupun hotel mempunyai fasilitas onsen, kami tidak mencoba karena risih dengan cara mandi di onsen .....

ada beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi di sekitar Kawaguchiko dengan Retro bus tapi itinerary kami adalah Tokyo setelah ini.

pagi ini kami menghabiskan waktu dengan benar benar menikmati suasana dingin yang cerah di tepi danau Kawaguchiko. matahari cerah, langit tak berawan, tapi dingin tetap ajah menusuk .........


suasana pagi dimusim winter                                                                      (foto:dok pribadi)

Transport dari hotel ke Kawaguchiko station bisa dengan bus atau berjalan kaki, tp kami memutuskan untuk naik taxi saja. Salah seorang receptionist hotel yang ramah membantu kami menelpon taxi, dia bertanya apakah kami perlu 2 taxi ? Karena taxi di sana hanya boleh membawa 4 orang penumpang dewasa. Saya berdiskusi dengan receptionist itu  apa bisa kami memakai 1 taxi saja, lalu dia berbicara lewat telepon dan memberitahu kami bisa memakai 1 taxi saja.

Biaya taxi dari hotel ke Kawaguchiko station tidak sampai 1000yen. Kami langsung menuju platform tempat kereta Fujikyu yang bergambar si Thomas untuk berangkat menuju Tokyo.


kereta si Thomas yang akan membawa kami dari Kawaguchiko ke Otsuki station                 (foto:dok pribadi)

Setelah berkelana di pedesaan dan kota kecil, kami akan menuju ke kota metropolitan TOKYO ..







Rabu, 27 Juli 2016

SHIRAKAWAGO , desa jepang terpencil penuh pesona


akhirnya terkabul impian kami mengunjungi shirakawago ..... salah satu situs Unesco Heritage

siapa yg nggak kagum melihat desa kecil dilembah pegunungan yang ditutupi salju tebal. Udara dingin menusuk tulang dengan suhu -6C menyambut kedatangan kami di area parkir Nohi bus yang membawa kami dari Takayama.


shirakawago                                                                  (foto: dok pribadi)

Berawal dari video clip ini di youtube, kami mengenal desa kecil Shirakawago. Sungguh sangat mempesona melihat keindahan alamnya hingga kami bertekad untuk dapat mengunjungi desa ini suatu saat.


                courtesy of youtube

Impian kami mengunjungi Shirakawago di musim salju akhirnya terkabul, Shirakawago ... here we come ....

Banyak orang berpikiran kalau ke Shirakawago itu ribet, susah cari jalan nya dan mahal pula biaya transport nya, ....... ayo kita bahas ...

Untuk mencapai Shirakawago kita dapat menggunakan beberapa sarana transportasi dari beberapa kota terdekat. Bisa lewat Takayama, Kanazawa atau Toyama. Kami menginap di Takayama malam sebelumnya, hotel di Takayama lebih banyak pilihan dan lebih murah dibanding menginap di Shirakawago.

Untuk transport dari Takayama ke Shirakawago nya bisa dengan Nohi Bus rute Takayama-Shirakawago-Kanazawa Line. Bus express yang bagus, walupun tidak lega seperti naik kereta.  Tapi mesti diingat tidak ada jalur kereta yang sampai ke Shirakawago jadi harus disambung dengan bus (perlu diketahui JRPass tidak berlaku untuk Nohi Bus).

Tiket Nohi Bus sudah kami booking dari Jakarta sebelum berangkat. Proses booking sangat mudah, cukup menghubungi nomor telpon di web Nohi Bus. Walaupun dengan komunikasi bahasa inggris yang ANA (asal ngerti ajah) akhirnya kami berhasil. Sebutkan jumlah penumpang, tanggal dan jam yang kita kehendaki dan mereka akan memberikan kita nomor booking untuk kita gunakan pada saat membeli tiket di Terminal Nohi Bus.


nohi bus di depan JR Takayam Station                                                                     (foto: dok pribadi)

Terminal ini terletak persis di sebelah Takayama JR Station. Jadi saya usulkan bila menggunakan kereta Ltd Wide Hida, setelah tiba di JR Takayama station, langsung jalan kaki ke Terminal Nohi Bus untuk membeli tiket dulu, yang sudah di booking agar tidak repot belakangan.

Dibawah ini adalah tabel jadwal keberangkatan Nohi bus dari Takayama ke Shirakawago. Nampaknya bus yang jadwal pagi lebih lengang daripada yang agak siang, Jadi kalo kita berniat pulang hari (ada fasilitas menginap di rumah tradisional Gassho Zukuri di shirakawago tapi agak mahal kira kira 15000yen /pax per malam nya) lebih baik pilih jadwal bus yang agak pagi, walaupun dingin nya winter benar benar menusuk, apalagi kalau diterpa angin.




 Tabel harga tiket Nohi Bus.

 

Setelah bermalam di Takayama, pagi pagi kami sudah bersiap untuk berangkat ke Shirakawago menumpang Nohi Bus. Kebetulan kami menginap di Takayama Washington hotel yang berseberangan dengan JR Takayama Station, hotelnya bersih walaupun kamar nya kecil. Jadi praktis cukup menyeberang jalan raya kami sudah tiba di Terminal Nohi Bus. Sebenarnya banyak hotel bintang 3-4 yang berlokasi di sepanjang jalan raya di seberang Takayama station ini. Bisa di booking lewat online semisal Agoda.com, Booking.com, Expedia.com dll. Cari saja yang sedang menawarkan harga discount.

Udara sangat dingin karena turun hujan salju sejak semalam. Kami cek out dulu dari hotel itu karena memang sorenya harus kembali ke Osaka. Tapi kami menitipkan koper di receptionist hotel supaya tidak usah repot bolak balik membawa koper kemana mana.  Jalan raya tertutup salju dan masih turun salju ringan saat kami berjalan kaki menuju Terminal Nohi bus.


jalan kaki menuju terminal nohi bus lewat jalan tertutup salju                                       (foto: dok pribadi)

Sesuai jadwalnya, bis yang kami tunggu datang. Setelah semua penumpang naik bis bergerak perlahan melintas kota Takayama menuju Highway ke Shirakawago. Perjalanan menuju Shirakawago sanagt indah di musim winter, sepanjang perjalanan kiri kanan nampak putih karena tertutup salju. Highway dari Takayama menuju Shirakawago adalah salah satu yang memiliki terowongan terbanyak karena menembus area pegunungan.


pemandangan sepanjang perjalanan menuju shirakawago                          (foto: dok. pribadi)

Kurang lebih 1 jam perjalanan, bus tiba di Shirakawago. Sungguh menakjubkan pemandangan hamparan desa yang tertutup salju tebal. Langsung semua sibuk main salju, walaupun saat itu masih turun salju ringan.


area parkir nohi bus                                                        (foto: dok pribadi)

Kalau ada yang membawa kopernya karena rute 1 arah, Takayama-Shirakawago-Kanazawa, maka di Tourist Information Center nya tersedia coin locker dengan berbagai ukuran. Sedangkan kami memilih rute Takayama-Shirakawago pulang pergi, jadi lebih praktis menitipkan koper di receptionist hotel kami menginap semalam.

Untuk mencapai pusat desa harus berjalan menyeberangi jembatan kabel yang menghubungkan area parkir dan desa tradisional Shirakawago. Karena sedang musim liburan akhir tahun, pengunjung cukup ramai walaupun hari masih pagi. Kami memilih bus yang berangkat pagi pagi karena harus kembali ke Takayama sebelum jam 15.30 untuk mengejar kereta menuju ke Osaka. Nah supaya tidak buru buru, tiket kereta Takayama - Osaka sudah kami beli sehari sebelum nya dengan menggunakan JRPass.

Menjelajahi desa Shirakawago yang tertutup salju, ternyata cukup sulit untuk menentukan orientasi di hamparan putih salju, untung kami memakai offline GPS di handphone. Banyak offline GPS gratis tersedia di Google play.  Berjalan kaki menyusuri jalan jalan kecil pedesaan dan melihat penduduk lokal yang sedang membersihkan salju adalah pengalaman tak terlupakan. Karena udara sangat dingin disertai turun salju, kami meneduh sebentar di gerbang Myozenji Temple. Kuil yang berada di tengah desa Shirakawago.


Gerbang Myozenji temple                                               (foto: dok pribadi)

Rencana kami untuk ke Shiroyama viewpoint terhambat, karen jalan yang digunakan untuk jalan kaki ke bukit itu ditutup akibat lapisan salju tebal (bisa naik bis kecil yang mengantar pengunjung pulang pergi ke shiroyama point dari tengah desa). Padahal dari Shiroyama point ini kita bisa melihat Shirakawago secara utuh dari ketinggian. Tapi karena hari sudah siang kami memilih untuk makan siang.



jalan tertutup salju tebal                                                                                              (foto: dok pribadi)


Di tengah desa banyak rumah makan, kami memilih rumah makan ramen dan soba yang terletak agak di pinggir desa karena lebih sepi. Rumah makan tidak terlalu besar tapi karena kami lapar dan dingin, soba dan ramen terasa sangat nikmat. Satu hal uniknya, kita pesan makanan di satu jendela kecil, nanti setelah pesanan kita siap akan disodorkan di jendela kecil yang lain, nah setelah selesai makan, kita juga mengembalikan sendiri mangkuk dan peralatan makannya ke jendela kecil itu. Kelihatannya di tempat ini juga disewakan sepatu boot salju kedap air untuk yang membutuhkan.


Rumah makan ramen dan soba                                     (foto: dok pribadi


Desa Shirakawago tidak terlalu besar tapi sangat terkenal dengan rumah tradisional nya yang khas Gassho Zukuri, yang atapnya berbentuk mirip tangan orang sedang berdoa. Walaupun kurang lebih 4 jam jalan jalan berkeliling, kami merasa belum cukup untuk menjelajah mengelilingi desa tersebut. Tapi waktu kami terbatas dan harus segera kembali ke Takayama agar tidak ketinggalan kereta ke Osaka.


salju tebal masih menyelimuti                                          (foto: dok pribadi)

Kami bergegas kembali ke area parkir yang terletak di depan Tourist Information Center. Tak lama bus yang kami tunggu datang, dan membawa kami kembali ke Takayama. Sebaiknya untuk Nohi bus ini dilakukan booking, karena waktu peak season jam jam tertentu penumpang cukup banyak terutama saat pulang dari Shirakawago. Dan supir bus akan mendahulukan penumpang dengan reserved tiket dulu.

Sampai di Terminal Nohi bus Takayama, kami mengunjung toko souvenir yang ada disekitar situ lalu ke hotel mengambil koper yang kami titipkan dan kembali ke Osaka dengan kereta Ltd Wide Hida yang di cover oleh JRPass.

Kalau menggunakan JRPass, bisa lewat beberapa rute

1. Tokyo - Takayama (JRpass) disambung Nohi Bus ke Shirakawago
2. Tokyo - Kanazawa (JRPass) + Nohi Bus ke Shirakawago
3. Osaka - Takayama (JRPass) + Nohi Bus ke Shirakawago
4. Osaka - Kanazawa (JRPass) + Nohi Bus ke Shirakawago






Semoga suatu saat kami dapat kembali ke Shirakawago, desa kecil penuh pesona ini, karena kami belum puas menikmati keindahan desa tersebut.

Dibawah ini ada link ke cctv livecam Shirakawago dilihat dari Shiroyama Viewpoint, jadi buat yang mau trip kesana bisa liat dulu keadaan nya realtime :)

Semoga membantu ya ...

http://ml.shirakawa-go.org/en/livecam/